Home / Hari ke 2 Jitupasna BPBD Kota Padang Pemateri dari Direktorat Perencanaan Bidang Rehab Rekon BNPB
Berita
11 Jun 2024
300 x dilihat
Padang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang pada hari ke II masih melaksanakan kegiatan Jitupasna di Hotel Pangeran Beach, Adapun materi pada hari ini yakni Konsep dan Lingkup Jitupasna serta Tahapan Jitupasna yang narasumbernya Eddy Prayitno dan Putri Mita Hanifah dari Direktorat Perencanaan Bidang Rehab Rekon BNPB. Kegiatan ini di ikuti sebanyak 35 orang, yang terdiri dari pegawai OPD teknis sebanyak 16 orang, aparatur kecamatan 11 orang, dan dari BPBD sebanyak delapan orang
“Jitupasna itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pengkajian dan nilai akibat bencana, analisis dampak, perkiraan kebutuhan pascabencana, dan rekomendasi awal strategi pemulihan yang menjadi dasar penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana,” ungkap Eddy Prayitno.
Dalam pembahasan Jitupasna, Eddy Prayitno mengungkapkan ada 5 sektor yang menjadi ruang lingkupnya, antara lain Sektor Pemukiman, Infrastruktur, Sosial, Ekonomi, dan Lintas Sektor.
“Dari penentuan ruang lingkup sektor tersebut nantinya akan disusun untuk pengkajian dan penilaian akibat bencana serta analisis dampak bencana. Tidak lupa juga dengan perkiraan kebutuhan pemulihan sebagai tahap akhir menuju penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi,” terangnya.
Eddy berharap dengan pelatihan tersebut, nantinya peserta mampu menyusun JITUPASNA di kondisi sebenarnya. “Tentunya dengan ini, Build Back Better, Safer, and Sustainable untuk wilayah terdampak dapat terdata dengan baik sebagai acuan dalam melaksanakan fungsi rehabilitasi dan rekonstruksi,”.
Sementara itu, menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Hendri Zulviton menyampaikan bahwa pengkajian ini merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan program maupun kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Tahap pasca bencana bukan tahap pembiaran agar masayrakat pulih dengan sendirinya. Pada tahap ini tentunya tetap bertanggung jawab membantu, membimbing, membina, dan mengawasi pemulihannya,” terangnya.
Melalui kegiatan tersebut, Hendri Zulviton berharap kepada seluruh peserta dapat memahami apa yang menjadi fokus utama dalam keterlibatannya dalam pascabencana.
“Sudah seharusnya mulai tahun ini dan yang akan datang perencanaan pengurangan resiko bencana menjadi fokus utama semua sektor pemerintahan, karena sinergitas kerja bersama demi masyarakat memerlukan peranan aktif lintas sektor,” ujarnya.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Basril mengharapkan dengan adanya pelatihan ini, edukasi mengenai penanganan bencana, khususnya untuk pascabencana bisa dipahami oleh peserta.
“Jitupasna ini menjadi bentuk sinergi setiap pihak. Hasil dari pelatihan ini pastinya akan sangat membantu ketika penanganan pascabencana di lapangan nanti,” ungkapnya